SUARA HATI
Angga Restu
Kamis, 19 November 2015
Sabtu, 31 Oktober 2015
TUGAS PENGANTAR BISNIS .
Perusahaan Swasta dan Lembaga Sosial serta Lembaga Keuangan
Perusahaan swasta (S) adalah (P) perusahaan yang dimiliki oleh organisasi swasta (O). Perusahaan swasta (S) adalah (P) perusahaan
non pemerintah (O). Perusahaan swasta (S) mendapatkan (P) modal
(O) dari investasi pribadi atau saham (K). Perusahaan swasta (S) menjual
(P) saham (O) dengan cara dibursakan secara swasta (K). Perusahaan
swasta (S) memiliki (P) tujuan untuk memajukan kesejahteraan
masyarakat dan mendapatkan laba (O).
Lembaga sosial (S) adalah (P) lembaga yang mengatur
rangkaian tata cara dalam melakukan hubungan antar masyarakat
(O).
Lembaga sosial (S) bertujuan (P) untuk mencapai hidup yang
teratur bagi masyarakat (O). Lembaga sosial (S) memiliki (P) tujuan
yang sama dengan lembaga keuangan (O). Lembaga
keuangan (S) adalah (P) badan yang berguna
untuk menyediakan jasa keuangan untuk nasabah (O). Lembaga keuangan (S) bertujuan (P) untuk
memajukan perekonomian masyarakat dan mencapai keteraturan (O). Lembaga
keuangan (S) berfungsi (P) sebagai lembaga yang dapat menghimpun uang
nasabah (O). Lembaga keuangan (S) juga
berfungsi (P) untuk meminjamkan dana untuk nasabah (O).
Bentuk Bentuk Yuridis Perusahaan
Perusahaan (S) adalah (P) organisasi kesatuan yuridis yang berusaha
mencari keuntungan (O). Perusahaan (S) disebut (P) yuridis
(O) karena perusahaan tersebut memiliki badan hukum (K). Perusahaan
yuridis (S) dibagi menjadi (P) banyak bentuk (O) berdasarkan
kepemilikan modal (K). Kepemilikan modal tersebut (S) menentukan
(P) posisi dari pemilik (O). Pemilik yang memiliki modal saham diatas
50% (S) akan menjadi (P) pemilik yang berkuasa di perusahaan
tersebut (O).
Bentuk
perusahaan (S) dibedakan menjadi (P) 2 jenis (O). bentuk
perusahaan yang pertama (S) adalah (P) terbuka (O). Bentuk
perusahaan ini (S) menjual (P) saham perusahaan (O) secara
umum dan dapat dibeli di bursa saham (K). Bentuk perusahaan yang kedua
(S) adalah (P) tertutup (O). Bentuk perusahaan ini (S) tidak
menjual (P) saham perusahaan tersebut (O). Bentuk perusahaan ini
(S) mendapatkan (P) modal (O) melalui kerja sama atau modal
individu (K).
SELAMAT BELAJAR .........
Rabu, 14 Januari 2015
Kebut-kebutan, 2 Remaja Pengendara Motor Tewas Tertabrak Truk
Situbondo - Sikap ugal-ugalan di jalan raya menelan
korban jiwa. Dua remaja pengendara sepeda motor di Situbondo tewas
mengenaskan, saat kebut-kebutan di jalan raya pantura Desa Klatakan,
Kecamatan Kendit. Sepeda motor P-4181-EY yang melaju kencang menghantam
truk DK-9551-WG yang datang dari arah berlawanan.
Seketika itu, dua pengandaranya remaja asal Desa Klatakan, Kecamatan Kendit, tewas di lokasi kejadian. Pengemudinya, Wadi (18) mengalami luka berat di kepala dan kaki kanannya patah. Sedangkan yang dibonceng, Joko (17), juga luka di kepala hingga mengalami pendarahan dari telinga dan mulutnya.
Mayat kedua biker itu langsung dievakuasi menuju RSU dr Abdoer Rahem Situbondo.
"Kasus kecelakaan ini sedang kami selidiki. Dugaan sementara korban memang kebut-kebutan dengan sepeda motor lain yang tidak diketahui identitasnya," kata Kasubbag Humas Polres Situbondo, AKP Wahyudi saat dihubungi detiksurabaya.com, Minggu (16/9/2012).
Keterangan yang dihimpun, kecelakaan yang merenggut nyawa dua remaja biker itu terjadi di jalan raya KM 183,300 arah Surabaya, Desa Klatakan, Kecamatan Kendit, Sabtu (15/9/2012) malam, sekitar pukul 23.00 WIB. Saat itu sepeda motor P-4181-EY yang dikemudikan Wadi melaju kencang dari arah barat ke timur.
Sepeda motor itu konon kebut-kebutan dengan sepeda motor lain yang tidak diketahui identitasnya. Sesampainya di TKP jalanan menikung, sepeda motor bermaksud menyalip truk tak diketahui identitasnya yang ada di depannya. Praktis saat itu pandangan pengemudi sepeda motor menjadi tidak bebas.
Benar saja, saat sepeda motor Wadi mendahului truk dari arah berlawanan tiba-tiba muncul truk DK-9551-WG yang disopiri I Made Wija Negara (38), warga Jembrana, Bali. Karena jarak sudah teramat dekat, kecelakaan pun tak bisa dihindari.
Bruak..!! Sepeda motor P-4181-EY menghantam keras bodi depan truk. Seketika itu, dua remaja pengendara sepeda motor, Wadi dan Joko, langsung terpental ke aspal bersimbah darah. Keduanya langsung meregang nyawa. Sedangkan sepeda motor satunya yang kebut-kebutan berhasil menghindar dan langsung ngacir.
"Dua kendaraan yang terlibat kecelakaan sudah kami amankan untuk bahan penyelidikan. Kejadian ini hendaknya menjadi perhatian pengendara yang lain agar tidak bersikap ugal-ugalan di jalan raya," pungkas AKP Wahyudi.
sumber: http://news.detik.com
Seketika itu, dua pengandaranya remaja asal Desa Klatakan, Kecamatan Kendit, tewas di lokasi kejadian. Pengemudinya, Wadi (18) mengalami luka berat di kepala dan kaki kanannya patah. Sedangkan yang dibonceng, Joko (17), juga luka di kepala hingga mengalami pendarahan dari telinga dan mulutnya.
Mayat kedua biker itu langsung dievakuasi menuju RSU dr Abdoer Rahem Situbondo.
"Kasus kecelakaan ini sedang kami selidiki. Dugaan sementara korban memang kebut-kebutan dengan sepeda motor lain yang tidak diketahui identitasnya," kata Kasubbag Humas Polres Situbondo, AKP Wahyudi saat dihubungi detiksurabaya.com, Minggu (16/9/2012).
Keterangan yang dihimpun, kecelakaan yang merenggut nyawa dua remaja biker itu terjadi di jalan raya KM 183,300 arah Surabaya, Desa Klatakan, Kecamatan Kendit, Sabtu (15/9/2012) malam, sekitar pukul 23.00 WIB. Saat itu sepeda motor P-4181-EY yang dikemudikan Wadi melaju kencang dari arah barat ke timur.
Sepeda motor itu konon kebut-kebutan dengan sepeda motor lain yang tidak diketahui identitasnya. Sesampainya di TKP jalanan menikung, sepeda motor bermaksud menyalip truk tak diketahui identitasnya yang ada di depannya. Praktis saat itu pandangan pengemudi sepeda motor menjadi tidak bebas.
Benar saja, saat sepeda motor Wadi mendahului truk dari arah berlawanan tiba-tiba muncul truk DK-9551-WG yang disopiri I Made Wija Negara (38), warga Jembrana, Bali. Karena jarak sudah teramat dekat, kecelakaan pun tak bisa dihindari.
Bruak..!! Sepeda motor P-4181-EY menghantam keras bodi depan truk. Seketika itu, dua remaja pengendara sepeda motor, Wadi dan Joko, langsung terpental ke aspal bersimbah darah. Keduanya langsung meregang nyawa. Sedangkan sepeda motor satunya yang kebut-kebutan berhasil menghindar dan langsung ngacir.
"Dua kendaraan yang terlibat kecelakaan sudah kami amankan untuk bahan penyelidikan. Kejadian ini hendaknya menjadi perhatian pengendara yang lain agar tidak bersikap ugal-ugalan di jalan raya," pungkas AKP Wahyudi.
sumber: http://news.detik.com
pacaran
Pacaran. Kosa kata pacaran mungkin adalah kosa kata yang paling
populer dikalangan remaja. Apa ada remaja jaman sekarang yang tidak
kenal dengan pacaran? Hmm, rasanya sih nggak ada. Kalo kita bertanya pada murid SMA, siapa yang sudah punya pacar? Semuanya mungkin tunjuk jari. 
Nah, kalo kita bertanya pada orang tua remaja, bolehkah remaja pacaran? Jawaban dari orang tuanya mungkin harus boleh. Kenapa? Ya kalo tidak dibolehin toh mereka pacaran juga. Jadi ya terpaksa orang tuanya mengalah. Dari pada anaknya pacaran backstreet, lebih baik diijinkan namun tetap dalam arahan orang tua tentang batasan mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dalam berpacaran. Inilah yang dikenal dengan pacaran yang sehat.
Jadi pacaran sehat adalah pacaran yang memperhatikan batasan-batasan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan dalam berpacaran menurut norma umum di masyarakat. Memang norma di masyarakat bergerak dinamis, dan berubah dari waktu ke waktu. Namun setidaknya ada batasan minimal tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan. Disini peran orang tua sangat diperlukan.
Selanjutnya, faktor apa saja sih yang bisa mempengaruhi pada makna pacaran sehat?
1. Sehat fisik
Pacaran sehat secara fisik berarti tidak ada kekerasan dalam berpacaran. Sekalipun lelaki secara fisik lebih kuat, bukan berarti laki-laki dapat melakukan kekerasan pada kaum perempuan. No violence please !
2. Sehat emosional
Pacaran sehat secara emosional berpijak pada komunikasi yang baik dan akal sehat. Sebuah hubungan akan terjalin dengan baik dan nyaman apabila ada saling pengertian dan keterbukaan. Disinilah pentingnya mengontrol atau mengendalikan emosi diri sendiri dengan sebaik-baiknya. Pacaran tapi marah-marah terus?No way !
3. Sehat sosial
Pacaran sehat sebaiknya tidak mengikat dan tidak bersyarat. Artinya hubungan pertemanan dan sosial dengan yang lain tetap harus dibina dan dijaga. Jangan kaitkan segala sesuatu dengan pacar. Misalnya, jadwal lesmu terganggu dan batal karena si dia sudah menunggu. Dunia begitu luas, jangan mau duniamu direduksi menjadi “selebar daun kelor”. Pacar itu bukan episentrum segalanya, ia cuma lebih dari sekedar teman.
4. Sehat seksual
Remaja mengalami perkembangan dan kematangan seks secara biologis. Pastinya, pacaran juga mempengaruhi kehidupan seksual remaja. Kedekatan karena berpacaran dapat mendorong hasrat remaja untuk melakukan kontak fisik (baca : seksual) lebih jauh.
Pacaran dengan hasrat seksual itu dua hal yang berbeda. Dalam banyak hal keduanya malah berseberangan. Saat berpacaran, kontrol dan kendali setiap remaja pada hasrat seksualnya tidaklah sama satu dengan yang lain, tergantung pada banyak faktor.
Pada titik yang sulit ini remaja dituntut untuk menentukan pilihan : kembali pada jalur pacaran yang sehat ataukah hanyut dalam dorongan hasrat seksualnya yang salah.
Bagi remaja, ini adalah pilihan yang dilematis. Jika salah memutuskan, maka dapat menimbulkan hal-hal yang sangat berisiko dalam hidupnya.

Nah, kalo kita bertanya pada orang tua remaja, bolehkah remaja pacaran? Jawaban dari orang tuanya mungkin harus boleh. Kenapa? Ya kalo tidak dibolehin toh mereka pacaran juga. Jadi ya terpaksa orang tuanya mengalah. Dari pada anaknya pacaran backstreet, lebih baik diijinkan namun tetap dalam arahan orang tua tentang batasan mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dalam berpacaran. Inilah yang dikenal dengan pacaran yang sehat.
Jadi pacaran sehat adalah pacaran yang memperhatikan batasan-batasan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan dalam berpacaran menurut norma umum di masyarakat. Memang norma di masyarakat bergerak dinamis, dan berubah dari waktu ke waktu. Namun setidaknya ada batasan minimal tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan. Disini peran orang tua sangat diperlukan.
Selanjutnya, faktor apa saja sih yang bisa mempengaruhi pada makna pacaran sehat?
1. Sehat fisik
Pacaran sehat secara fisik berarti tidak ada kekerasan dalam berpacaran. Sekalipun lelaki secara fisik lebih kuat, bukan berarti laki-laki dapat melakukan kekerasan pada kaum perempuan. No violence please !
2. Sehat emosional
Pacaran sehat secara emosional berpijak pada komunikasi yang baik dan akal sehat. Sebuah hubungan akan terjalin dengan baik dan nyaman apabila ada saling pengertian dan keterbukaan. Disinilah pentingnya mengontrol atau mengendalikan emosi diri sendiri dengan sebaik-baiknya. Pacaran tapi marah-marah terus?No way !
3. Sehat sosial
Pacaran sehat sebaiknya tidak mengikat dan tidak bersyarat. Artinya hubungan pertemanan dan sosial dengan yang lain tetap harus dibina dan dijaga. Jangan kaitkan segala sesuatu dengan pacar. Misalnya, jadwal lesmu terganggu dan batal karena si dia sudah menunggu. Dunia begitu luas, jangan mau duniamu direduksi menjadi “selebar daun kelor”. Pacar itu bukan episentrum segalanya, ia cuma lebih dari sekedar teman.
4. Sehat seksual
Remaja mengalami perkembangan dan kematangan seks secara biologis. Pastinya, pacaran juga mempengaruhi kehidupan seksual remaja. Kedekatan karena berpacaran dapat mendorong hasrat remaja untuk melakukan kontak fisik (baca : seksual) lebih jauh.
Pacaran dengan hasrat seksual itu dua hal yang berbeda. Dalam banyak hal keduanya malah berseberangan. Saat berpacaran, kontrol dan kendali setiap remaja pada hasrat seksualnya tidaklah sama satu dengan yang lain, tergantung pada banyak faktor.
Pada titik yang sulit ini remaja dituntut untuk menentukan pilihan : kembali pada jalur pacaran yang sehat ataukah hanyut dalam dorongan hasrat seksualnya yang salah.
Bagi remaja, ini adalah pilihan yang dilematis. Jika salah memutuskan, maka dapat menimbulkan hal-hal yang sangat berisiko dalam hidupnya.
sumber : http://dinaamalia04.blogspot.com

Pergaulan Bebas Kalangan Remaja, WASPADA!
Masa remaja adalah masa yang paling
berseri. Di masa remaja itu juga proses pencarian jati diri. Dan,
disanalah para remaja banyak yang terjebak dalam pergaulan bebas.
Menurut Program Manajer Dkap PMI Provinsi Riau Nofdianto seiring Kota Pekanbaru menuju kota metropolitan, pergaulan bebas di kalangan remaja telah mencapai titik kekhawatiran yang cukup parah, terutama seks bebas. Mereka begitu mudah memasuki tempat-tempat khusus orang dewasa, apalagi malam minggu. Pelakunya bukan hanya kalangan SMA, bahkan sudah merambat di kalangan SMP. ‘’Banyak kasus remaja putri yang hamil karena kecelakan padahal mereka tidak mengerti dan tidak tahu apa resiko yang akan dihadapinya,’’ kata cowok yang disapa Mareno ini pada Xpresi, Rabu (20/8) di ruang kerjanya.
Sejak berdirinya Dkap PMI tiga tahun lalu, kasus HIV dan hamil di luar nikah terus mengalami peningkatan. Setiap bulan ada 10-20 kasus. Mereka yang sebagian besar kalangan pelajar dan mahasiswa ini datang untuk melakukan konseling tanpa didampingi orang tua. ‘’Rata-rata mereka berusia 16-23. Bahkan ada yang berusia 14 tahun datang ke Dkap untuk konsultasi bahwa ia sudah hamil. Mereka yang melakukan konseling, ada datang sendiri, ada juga dengan pasangannya. Sebagian besar orang tua mereka tidak tahu,’’ ujarnya.
Meskipun begitu, lanjutnya para remaja yang mengalami ‘kecelakaan’ ini tak boleh dijauhi dan dibenci. ‘’Kita tidak pernah melarang mereka untuk melakukan hubungan seks, karena ketika dilarang atau kita menghakimi, mereka akan menjauhi kita. Makanya, Dkap disini merupakan teman curhat mereka dan kita memberikan solusi bersama. Seberat apapun masalahnya, kalau bersama bisa diatasi,’’ ungkapnya lagi.
Bukan hanya remaja nakal saja yang terjebak, anak baik pun bisa kena. ‘’Anak baik yang disebut anak rumah pun ada yang mengalami ‘kecelakaan’,’’ ucapnya.
Oleh sebab itu, sangat diperlukan pancegahan dini dengan memberikan pengetahuan seks. ‘’Pendidikan seks itu sangat penting sekali. Tapi, di masyarakat kita pendidikan seks itu masih dianggap tabu. Berdasarkan pengamatan kami, banyaknya remaja yang terjebak seks bebas ini dikarenakan mereka belum mengetahui tentang seks. Seks itu bukan hanya berhungan intim saja. Tapi, banyak sekali, bagaimana merawat organ vital, mencegah HIV dan lainnya. Pelajari seks itu secara benar supaya kita bisa hidup benar,’’ tuturnya.
Sementara itu, Martha Sari Uli pelajar SMAN 4 Pekanbaru mengaku interaksi bebas di kalangan remaja dalam pergaulan bebas, identik dengan kegiatan negatif. ‘’Banyak anak-anak remaja beranggapan bahwa masa remaja adalah masa paling indah dan selalu menjadi alasan sehingga banyak remaja yang menjadi korban dan menimbulkan sesuatu yang menyimpang,’’ ungkapnya ketika diminta komentarnya mengenai pergaulan bebas di kalangan remaja.
Senada dengan itu, Debora Juliana juga pelajar SMAN 4 Pekanbaru mengatakan pergaulan bebas itu saat ini sudah tidak tabu lagi, dan banyak remaja yang menjadikannya budaya modern. ‘’Pergaulan bebas berawal ketika remaja mulai melakukan perbuatan yang keluar dari jalur norma-norma yang berlaku di sekitar kehidupan kita. Sekarang banyak banget anak-anak seumuran kita sudah keluar dari jalurnya,’’ ujar cewek kelahiran 18 Juli 1993. ‘’Kalo aku nggak pernah melakukan hal tersebut dan jangan sampai lah,’’ tambahnya.
Di tempat terpisah, Ketua MUI Provinsi Riau Prof Dr H Mahdini MA mengatakan data yang ditemukan lebih banyak lagi anak-anak yang melakukan seks bebas. Maka diperlukan pencegahan. ‘’Saya meminta semua kalangan, baik para pendidik, orang tua, dan tokoh masyarakat agar memfungsikan tugas-tugas sosialnya,’’ pintanya.
Banyaknya kalangan remaja yang melakukan seks bebas, lanjutnya diindikasikan ada jaringan tertentu yang menggiring anak-anak ke hal yang negatif. Oleh karena itu, MUI menghimbau untuk menutup tempat yang berbau maksiat. ‘’Menutup tempat maksiat itu jauh lebih penting demi generasi muda,’’ sarannya.
Ditingkat pergaulan dalam kondisi hari ini, anak-anak bisa saja berbohong. Oleh sebab itu, sambungnya pengawasan orang tua harus diperketat. Tentu saja contoh perilaku orang tua sangat berperan.
Ia berharap, semua sekolah-sekolah tanpa terkecuali memperkuat kembali kehidupan beragama. ‘’Kita harus menanamkan nilai-nila agama sejak dini sehingga mereka memiliki kepribadian yang kuat,’’ katanya.
Hal yang sama juga diutarakan Drs Ali Anwar, kepala SMA 5 Pekanbaru. Menurutnya, akibat perkembangan zaman, ketika agama tidak lagi menjadi pokok dalam kehidupan banyak remaja yang terjebak dalam pergaulan bebas. ‘’Solusinya, kuatkan lagi ajaran agama. Baik di sekolah maupun di rumah agama merupakan kebutuhan pokok,’’ ucapnya.
Selain itu, orang tua harus lebih memperhatikan anaknya. ‘’Orang tua dan anak harus selalu berkomunikasi. Sehingga tahu persoalan anak,’’ ungkapnya.
Menyikapi hal ini, kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau, Drs HM Wardan MP mengatakan akan melakukan komunikasi dengan dinas pendidikan kabupaten/kota untuk membuat surat edaran ke sekolah-sekolah dalam mengantisipasi hal tersebut. ‘’Kita berharap jangan sampai terjadi hal tersebut karena akan merusak diri sendiri, sekolah, agama dan daerah,’’ ujarnya ketika ditemui usai acara pelantikan Persatuan Anak Guru Indonesia (Pagi) Provinsi Riau, Rabu (20/8) malam di Hotel Sahid Pekanbaru.
sumber: http://spongelory.blogspot.com/
Menurut Program Manajer Dkap PMI Provinsi Riau Nofdianto seiring Kota Pekanbaru menuju kota metropolitan, pergaulan bebas di kalangan remaja telah mencapai titik kekhawatiran yang cukup parah, terutama seks bebas. Mereka begitu mudah memasuki tempat-tempat khusus orang dewasa, apalagi malam minggu. Pelakunya bukan hanya kalangan SMA, bahkan sudah merambat di kalangan SMP. ‘’Banyak kasus remaja putri yang hamil karena kecelakan padahal mereka tidak mengerti dan tidak tahu apa resiko yang akan dihadapinya,’’ kata cowok yang disapa Mareno ini pada Xpresi, Rabu (20/8) di ruang kerjanya.
Sejak berdirinya Dkap PMI tiga tahun lalu, kasus HIV dan hamil di luar nikah terus mengalami peningkatan. Setiap bulan ada 10-20 kasus. Mereka yang sebagian besar kalangan pelajar dan mahasiswa ini datang untuk melakukan konseling tanpa didampingi orang tua. ‘’Rata-rata mereka berusia 16-23. Bahkan ada yang berusia 14 tahun datang ke Dkap untuk konsultasi bahwa ia sudah hamil. Mereka yang melakukan konseling, ada datang sendiri, ada juga dengan pasangannya. Sebagian besar orang tua mereka tidak tahu,’’ ujarnya.
Meskipun begitu, lanjutnya para remaja yang mengalami ‘kecelakaan’ ini tak boleh dijauhi dan dibenci. ‘’Kita tidak pernah melarang mereka untuk melakukan hubungan seks, karena ketika dilarang atau kita menghakimi, mereka akan menjauhi kita. Makanya, Dkap disini merupakan teman curhat mereka dan kita memberikan solusi bersama. Seberat apapun masalahnya, kalau bersama bisa diatasi,’’ ungkapnya lagi.
Bukan hanya remaja nakal saja yang terjebak, anak baik pun bisa kena. ‘’Anak baik yang disebut anak rumah pun ada yang mengalami ‘kecelakaan’,’’ ucapnya.
Oleh sebab itu, sangat diperlukan pancegahan dini dengan memberikan pengetahuan seks. ‘’Pendidikan seks itu sangat penting sekali. Tapi, di masyarakat kita pendidikan seks itu masih dianggap tabu. Berdasarkan pengamatan kami, banyaknya remaja yang terjebak seks bebas ini dikarenakan mereka belum mengetahui tentang seks. Seks itu bukan hanya berhungan intim saja. Tapi, banyak sekali, bagaimana merawat organ vital, mencegah HIV dan lainnya. Pelajari seks itu secara benar supaya kita bisa hidup benar,’’ tuturnya.
Sementara itu, Martha Sari Uli pelajar SMAN 4 Pekanbaru mengaku interaksi bebas di kalangan remaja dalam pergaulan bebas, identik dengan kegiatan negatif. ‘’Banyak anak-anak remaja beranggapan bahwa masa remaja adalah masa paling indah dan selalu menjadi alasan sehingga banyak remaja yang menjadi korban dan menimbulkan sesuatu yang menyimpang,’’ ungkapnya ketika diminta komentarnya mengenai pergaulan bebas di kalangan remaja.
Senada dengan itu, Debora Juliana juga pelajar SMAN 4 Pekanbaru mengatakan pergaulan bebas itu saat ini sudah tidak tabu lagi, dan banyak remaja yang menjadikannya budaya modern. ‘’Pergaulan bebas berawal ketika remaja mulai melakukan perbuatan yang keluar dari jalur norma-norma yang berlaku di sekitar kehidupan kita. Sekarang banyak banget anak-anak seumuran kita sudah keluar dari jalurnya,’’ ujar cewek kelahiran 18 Juli 1993. ‘’Kalo aku nggak pernah melakukan hal tersebut dan jangan sampai lah,’’ tambahnya.
Di tempat terpisah, Ketua MUI Provinsi Riau Prof Dr H Mahdini MA mengatakan data yang ditemukan lebih banyak lagi anak-anak yang melakukan seks bebas. Maka diperlukan pencegahan. ‘’Saya meminta semua kalangan, baik para pendidik, orang tua, dan tokoh masyarakat agar memfungsikan tugas-tugas sosialnya,’’ pintanya.
Banyaknya kalangan remaja yang melakukan seks bebas, lanjutnya diindikasikan ada jaringan tertentu yang menggiring anak-anak ke hal yang negatif. Oleh karena itu, MUI menghimbau untuk menutup tempat yang berbau maksiat. ‘’Menutup tempat maksiat itu jauh lebih penting demi generasi muda,’’ sarannya.
Ditingkat pergaulan dalam kondisi hari ini, anak-anak bisa saja berbohong. Oleh sebab itu, sambungnya pengawasan orang tua harus diperketat. Tentu saja contoh perilaku orang tua sangat berperan.
Ia berharap, semua sekolah-sekolah tanpa terkecuali memperkuat kembali kehidupan beragama. ‘’Kita harus menanamkan nilai-nila agama sejak dini sehingga mereka memiliki kepribadian yang kuat,’’ katanya.
Hal yang sama juga diutarakan Drs Ali Anwar, kepala SMA 5 Pekanbaru. Menurutnya, akibat perkembangan zaman, ketika agama tidak lagi menjadi pokok dalam kehidupan banyak remaja yang terjebak dalam pergaulan bebas. ‘’Solusinya, kuatkan lagi ajaran agama. Baik di sekolah maupun di rumah agama merupakan kebutuhan pokok,’’ ucapnya.
Selain itu, orang tua harus lebih memperhatikan anaknya. ‘’Orang tua dan anak harus selalu berkomunikasi. Sehingga tahu persoalan anak,’’ ungkapnya.
Menyikapi hal ini, kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau, Drs HM Wardan MP mengatakan akan melakukan komunikasi dengan dinas pendidikan kabupaten/kota untuk membuat surat edaran ke sekolah-sekolah dalam mengantisipasi hal tersebut. ‘’Kita berharap jangan sampai terjadi hal tersebut karena akan merusak diri sendiri, sekolah, agama dan daerah,’’ ujarnya ketika ditemui usai acara pelantikan Persatuan Anak Guru Indonesia (Pagi) Provinsi Riau, Rabu (20/8) malam di Hotel Sahid Pekanbaru.
sumber: http://spongelory.blogspot.com/
Gaya Hidup Remaja Zaman Sekarang
Kehidupan Remaja, ya suatu hal yang tidak
asing lagi ditelinga saya. Pada umumnya remaja masa kini selalu
mengedepankan fisik dari pada materi.
Ini karena Saya teringat kepada teman saya ,
dia memilih untuk bekerja dan berhenti melanjutkan sekolahnya hanya
karena dia ingin mencari uang untuk merubah penampilannya supaya
terlihat modis seperti rambut dilurusin entah itu
rebondhing,smoothing,laminathing (udah kaya kertas aja), terus ada juga
pake behel,dan setiap hari bisa merawat tubuh terutama wajahnya ke
salon, dan lain sebagainya. (ah buat apasih sekolah, toh ujung-ujungnya juga pasti ingin bekerja kan? Itulah jawaban yang dia lontarkan saat saya menanyakan alasan kenapa dia berhenti sekolah).
Tanpa disadari sudah bisa disimpulkan bahwa
dia lebih memilih fisik dibanding materi. Dan bukan cuman satu atau dua
orang yang seperti itu , melainkan masih banyak orang-orang diluar sana
yang lebih memilih fisik dibanding materi.
Ada juga sebagian orang yang emang
bener-bener ingin melanjutkan sekolah tapi kedua orangtuanya ”kurang
mampu” dan tidak mungkin bisa membiayai sekolah anaknya tersebut. Karena
orangtuanya hanyalah seorang buruh tani saja , dan gara-gara itu ada
anak yang bekerja dengan tujuan ingin sekolah dan ada juga sebagian
orang yang bekerja karena tidak mau menerima keadaan dan keterpurukan
yang dia hadapin dimasa remajanya ( masa yang bisa disebut masa paling
indah dalam sejarah hidup). Dari situ pasti muncul pemikiran bahwa ”saya harus cari duit banyak supaya saya tidak seperti ini terus apapun itu pekerjaannya”.
kalau pemikirannya sudah seperti itu maka dia akan berusaha mencari
informasi pekerjaan, dan ketika pekerjaan yang ”halal” tak kunjung ia
dapatkan maka dia akan menjerumuskan diri terhadap pekerjaan yang
”haram” yaa sudah bisa digambarkan pekerjaan semacam apa yang bisa di
lakukan oleh remaja yang belum tau apa-apa. Dan biasanya timbulah
pemikiran ”pentingin uang sekalipun harga diri dikorbankan”.
Dari situ sudah bisa menyimpulkan pekerjaan
apa yang bakal dia lakoni, PSK? Menurut saya itu yang paling tepat dan
itu terjadi pada kaum perempuan. Pekerja seks komersial atau yang sudah
biasa dikenal dengan sebutan PSK sekarang sudah tidak asing lagi
didengar ditelinga, Karena itu mungkin merupakan suatu pekerjaan yang
gampang , tidak usah mikir-mikir, ngitung-ngitung lah atau bekerja dari
pagi sampai malem dan kalau sampai malem pun justru dia lebih senang
karena pasti pendapatannya pun lebih banyak. tapi dia hanya cukup
berpenampilan menarik supaya banyak yang tertarik sama dia .
biasanya pekerjaan seperti itu mempunyai agen
sendiri , jadi si PSK tersebut tinggal duduk manis menunggu pria yang
datang sedangkan si agennya yang mempromosikan anak buahnya tersebut dan
pasti keuntungannya pun sistem bagi hasil (kayaknya).
Tapi tidak semua yang melakukan pekerjaan seperti itu semata-mata karena”Masalah ekonomi”
ada juga orang yang sengaja melakukan pekerjaan seperti itu untuk
kepuasan tersendiri tanpa mereka sadari bahwa pekerjaan mereka itu
sungguh sangat merusak dirinya sendiri dan secara langsung mereka juga
sudah mengecewakan keluarganya terutama kedua orangtuanya (kan miris).
Tidak bisa saya perkirakan berapa banyak
orang yang nekad melakukan pekerjaan seperti itu, namun saya yakin dan
saya berharap bahwa lebih banyak remaja yang memilih materi dibandingkan
fisiknya sendiri. Walau istilahnya ”pangkat gak seberapa tetapi
saya bangga karena saya adalah remaja yang terpelajar, terdidik, dan
pemikiran saya pun harus sesuai dengan (status) saya yaitu remaja yang
berpendidikan”.
Oleh karena itu marilah kita bangun bangsa
kita menjadi bangsa yang benar-benar makmur dan sejahtera dalam hal
apapun, khususnya untuk remaja-remaja (generasi penerus bangsa) umumnya
untuk semua orang.
sumber : http://lifestyle.kompasiana.com
Langganan:
Postingan (Atom)